Senin, 30 April 2012

ungkapan sedikit rasa kecewa

saya orang suku jawa asli dengan orang tua dan mbah-mbah buyut saya juga asli jawa setahu saya
saya kuliah di Bandung sudah 2 tahun, ini semester ke 4 saya di jurusan Bahasa Inggris keguruan
tentunya saya harus menyesuaikan diri dengan budaya sunda
pada awalnya semua sangat sulit, ternyata orang sunda begini, orang sunda begitu, oh ada budaya seperti ini oh ternyata ini tidak boleh, itu boleh dan masih banyak lagi
saya sebagai orang jawa tetap merasa bangga dengan bahasa jawa saya
saya tetap menggunakannya sebagai bentuk kesetiaann saya disini, karena beruntung orang-orang sekitar saya juga orang jawa
sebagai mahasiswa kebahasaan, saya sedikit banyak mengerti tentang bahasa-bahasa sosial, tentang teori kebahasaan dan adanya ribuan keanekaragaman bahasa terutama di dunai
intinya bahasa adalah budaya dan budaya semua tempat merupakan hasil karya cipta manusia yang seharusnya tetap dihargai
saya orang pantai, iya benar saya orang pantai di jajaran jawa tengah bagian selatan, dalam teori yang saya pelajari orang pantai akan cenderung lebih kasar dalam bersikap dan berbicara, apa yang saya dapat adalah benar, tapi tentu tidak semua seperti itu, kami orang pantai jawa bagaian selatan tetap mempunyai sopan santun tentunya yang masih dijaga sampai sekarang
dan saya masih bangga dengan apa yang saya yakini sampai saat itu, walaupun prinsip saya dalam hidup yang saya jalani adalah tidak mengkotak-kotakkan orang berdasarkan apapun, entah suku, sikap, kecerdasan, kekayaan dan semua hal yang bisa membuat orang tiba-tiba merasa harus merubah sikap jika mendengar semua aspek itu
ada yang sedikit yang mengganjal sekarang, seseorang telah mengusik ketenanganku dengan adanya suku-suku seperti itu
tepatnya seperti ini lah apa yang beliau katakan pada saya " saya kecewa sama kamu, kamu orang jawa tapi tidak mempunyai unggah ungguh jawa" dan masih banyak beruntun kata-kata beliau yang sebenarnya menyakitkan hati, makian lebih tepatnya,
kita sama-sama orang jawa yang tinggal di daerah pesundan, ini kali pertama saya di kritik seperti ini.
ceritanya seperti ini, kami kenal di stasiun, kami sama-sama pulang ke jawa, dan hari berikutnya kita juga pulang ke Bandung bersama, di perjalanan kami tetap ngobrol seperti biasa, karena kereta sampai sekitar jam 11 malam saya takut untuk pulang, karena lumayan cukup jauh
beliau menawari saya untuk untuk menginap saja
sampai di rumah beliau saya bersalaman dengan bibi beliau, bibi beliau cuma menawari bikin mi rebus, tapi saya juga tahu itu cuma basa-basi, beliau bilang ga usah bi, saya cuma senyum-senyum saja ke si bibi, mungkin karena sudah malam si bibi langsung tidur, saya tidur dan beliau belajar
pagi saya langsung ngambil wudlu dan sholat, sehabis sholat kira-kira jam 5 saya bilang harus pulang karena kuliah jam 7 pagi, lumayan jauh rumah beliau dari rumah saya dan kampus saya, ketika beliau mengeluarkan motor saya melihat si bibi pergi ke kamar mandi dan sakali lagi melihat saya hanya tersenyum, saya balas senyum dan beliau sudah memanggil saya dari luar ayo motornya sudah siap, beliau mau mengantar saya sampai depan ke angkot
saya buru-buru keluar dan menutup pintu, saya belum pamit dengan si bibi karena si bibi masih di kamar mandi.
begitulah ceritanya dan beliau tiba-tiba marah-marah dengan saya seperti yang saya tuliskan di atas dan ternyata beliau menunggu permintaan maaf dari saya sejak itu
ya saya meminta maaf jika saya tidak punya sopan santun,
beitulah, ini pertama kali saya dikritik seperti itu, entahlah saya tetap tidak merasa salah dan sedikit dongkol dengan hal itu
dalam kebahasaan yang saya pelajari, saya tidak harus memaksa orang lain mengikuti budaya saya, karena kebudayaan adalah apa yang orang ciptakan
apakah dengan apa yang saya lakukan itu berarti saya bukan orang jawa?
dan yang menjadi pertanyaan utama saya adalah apakah budaya jawa mengajarkan untuk mengkritik secara langsung apa yang seseorang lakukan padahal kita baru kenal 2 hari? wow :)


apa yang saya alami jadikanlah bahan pelajaran, entah pelajaran sperti apa yang anda ambil, semoga pelajaran itu adalah pelajaran yang baik

keep spiriit

Senin, 23 April 2012

maafku untuk kamu

Karna cinta tak akan saling menyakiti

Aku benci menanti
Aku benci merasa salah dan harus minta maaf
Aku benci menyukai
Aku benci aku yang harus mengerti
Karna selama ini
Kamu yang menantiku
Kamu yang selalu merasa bersalah padaku dan kamu tak pernah berhenti mengucapkan kata maaf
Karna kamu yang menyukai
Karna kamu yang selalu mengerti aku

Aku selalu lupa untuk menyapamu
Aku selalu lupa melihat ke arahmu
Aku selalu lupa akan apa yang telah kamu berikan kepadaku
Aku selalu lupa akan luapan cinta yang kamu berikan untukku
Aku selalu lupa untuk berterimakasih karena semua perhatianmu
Karna kamu yang selalu menyapaku
Karna kamu yang selalu melihat kearahku
Karna terlalu banyak yang kamu berikan kepadaku
Karena aku tetap saja menuntut lebih
Karna aku wanita bodoh yang tidak menyadari betapa pentingnya hadirmu dalam hidupku

 Dan aku tidak akan pernah lupa lagi untuk hanya melihat kearahmu
Untuk mengucapkan kata maaf padamu
Dan terimakasih untuk apa yang telah aku terima
Maafkan aku